Jumat, 14 Juni 2013

Kemerosotan Moral Sebagai Sebab dari Pop Culture

Saya begitu heran saat saya berkesempatan ngobrol dengan seorang pemudi mengenai cara berpakaiannya.. Mengapa heran? Karena dia tidak merasa salah ataupun risih menggunakan celana yang super pendek untuk kegiatan luar rumah.. Namun demikian, mungkin orang-orang kota kebanyakan juga heran mengapa saya heran.. 


Beberapa kasus yang terjadi di beberapa waktu lalu di Jakarta boleh menjadi contoh.. Ketika banyak terjadi (maaf) perkosaan dalam angkutan kota, beberapa pihak mulai menyimpulkan bahwa hal tersebut terjadi karena pakaian yang biasa dipakai oleh wanita-wanita tersebut kurang senonoh.. Namun tidak berapa lama, muncul jawaban dari kaum feminis, yang mengatakan, "yang salah ya pria-nya.. kalau tidak memiliki isi pikiran yang aneh-aneh, ya tidak akan terjadi sesuatu.." Hal ini benar-benar membuat saya  tertawa sekaligus miris.. 

Pop culture (popular culture) saya pikir adalah sebuah sebab utama dari timbulnya berbagai masalah dalam budaya kita saat ini.. Salah satu masalah yang paling kentara adalah hal-hal yang dicontohkan di atas.. Sebenarnya banyak aspek dari budaya kita yang telah merosot dikarenakan derasnya aliran masuk dari pop culture tersebut.. Pop culture masuk dengan leluasa melalui apa yang kita sebut sebagai globalisasi.. Dan alat penggerak yang utama adalah internet.. Secara konkrit hal ini masuk melalui film, musik, bacaan, dll..

Mengapa saya pribadi begitu heran akan hal-hal di atas? Karena sebagian besar dari kita tidak pernah berpikir serius, bahkan satu kali pun, mengenai hal-hal di atas.. Menurut saya, itu bukti bahwa kita sudah tenggelam, ikut dalam arus tersebut tanpa sadar.. Atau mungkin saja kita pernah memikirkan tentang hal itu, namun pada akhirnya kita menyimpulkan bahwa hal ini adalah suatu hal yang remeh.. Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa kehidupan anak Anda nantinya yang jadi taruhannya? Bahkan, lebih besar lagi, kehidupan generasi muda menjadi taruhannya.. Saya pikir, yang dipertaruhkan terlalu besar..


Ketika saya bertanya dengan pemudi tersebut mengenai cara berpakaiannya, ia hanya mengatakan dengan enteng bahwa ini adalah mode.. 

Saya sama sekali tidak khawatir disebut sebagai orang kuno.. Namun, Indonesia telah mulai menukarkan emas dengan sampah.. Saya jauh lebih miris lagi mengetahui bahwa pemudi tersebut mengaku sebagai seorang Kristen.. Saya pikir, saya akan muak dengan orang Kristen kalau demikian..

Ingatkah Anda ketika perselingkuhan dianggap sebagai sesuatu yang benar-benar memalukan?

Ingatkah Anda kapan terakhir kali Anda menonton film yang tayang di bioskop tanpa adanya adegan (maaf) kissing?

Ingatkah Anda kapan kita merasa risih melihat orang lain berjalan di luar rumah dengan pakaian yang mini?

Mungkin Anda pernah menemukan anak-anak kecil yang masuk ke sebuah warnet dan akhirnya terekspos oleh hal-hal yang sangat tidak pantas bagi umurnya?

Sekitar 10 tahun yang lalu, Indonesia terkenal sebagai bangsa yang ramah, santun, dan altruis.. Bangsa yang santun dan terkenal suka bergotong royong ini sekarang berubah menjadi sosok yang menakutkan.. Sosok yang individualistis, mau menang sendiri, garang dan materialistis.. Baiklah kita, mulai dari diri sendiri, apalagi jika kita mengaku Kristen, untuk dapat membantu mengatasi kemerosotan moral di bangsa ini..

Gb..

Kamis, 13 Juni 2013

The Bible - Irrelevant Books?

It is not the age who throw away the Bible.. 
It is the Bible who throw away every age that throw the Bible..

Bukanlah zaman yang membuang Alkitab..
Namun Alkitab lah yang membuang setiap "zaman yang membuang Alkitab"..

-Rev. Stephen Tong- (edited version)


Rabu, 12 Juni 2013

The Bridge - Very Nice Clip

Tidak sengaja menemukan cuplikan video yang pernah aku cari-cari dulu.. :)

Setelah nonton, bisakah Anda bisa memberitahukan apa bedanya Injil dan Agama?

http://www.youtube.com/watch?v=BjSio8jur2Y&feature=related

God bless..

Sabtu, 08 Juni 2013

The Economy of Indonesia - An Overview

The Economy of Indonesia.. If we look back to a moment in 1998 (when the economic crisis hit the South East Asia), we could sense of desperation in almost every aspect of life among the Indonesian since there is no hope for them in the future.. 

But nowadays, fully in an opposite condition, the Indonesian, with an naive optimism, believe that Indonesia has unlimited chance for improving its economic growth.. 

Indeed, Indonesia has many potencies in improving its economic condition onwards.. Although I do not intend to point out that the economic growth as the ultimate goal AT ALL (we have much greater goals in life, we could discuss about it later on), but as we try to analyze these potencies, we could summarize these as follows: 

1. One of the great achievement performed by our President (Mr. Bambang Yudhoyono) that often been forgotten by us is that he could make Indonesia steady in a stable condition.. It is truly hard to maintain the stable condition.. The former presidents could not achieved it (except for Mr. Soeharto).. Regardless of the opinion from some people that the person behind this effort is the vice President (Mr. Jusuf Kalla), we could conclude cleary that we had obtain big benefit.. This stable condition is the perfect incubator for the growth..

2. The large number of population and great domestic consumption are the factors that could make Indonesia become so tough on global crisis.. The large number of population is an opportunity and threat at once.. Most of the growth of the economy of Indonesia is supported by the domestic consumption.. It makes Indonesia has an independent economic (recalling that the GDP, calculated by expenditure approach, has the components: Consumption, Investment, Government Spending, and the differences between the Export and Import).. Different with China, Indonesia have much less dependency on the export and investment.. (note: for consumption, we could discuss later).. 

3. The growth of economy of China is also one of the factors that gives an economic potency to Indonesia..

4. The flow of hot money from foreign country to Indonesia, that only seek for a profit without even care to build this country, is rapidly comes in..

5. The prudentiality of the Central Bank of Indonesia and some financial institutions make the economic growth is steadily growing.. not getting wild and uncontrollable..

In keeping the growth, we have to put our attention toward this issues:

1. Indonesia, aware or not, is put himself to become a country with a pure capitalism (since many Indonesia forgot about the Pancasila).. The Gini Coefficient is become larger.. This important issue, if not carefully resolved, will eventually crush this country.. Not only at the economic aspect, but also on the social aspect..

2. The prudentiality should be fully maintained for the greediness not to emerged and growing uncontrollable.. 

3. The development of real sector and infrastructure should be maintained too in overcome the threat from the rapid flow of hot money in Indonesia.. This should be done in order to reduce the risk of economic toward the external factors..

4. One thing that should be notice of, and often missed from the observation of many people is that the Materialism philosophy now infiltrate the mind of the Indonesian.. This is a great threat for many aspects in Indonesia.. 

At last, let us think what is the best for this country..

Rabu, 05 Juni 2013

Perekonomian Indonesia - Selayang Pandang

Ekonomi Indonesia.. Jika sejenak kita melongok ke belakang.. Di tahun 1998.. Kita bisa merasakan ketiadaan harapan dari hampir seluruh penduduk negara ini akan masa depannya..

Namun sekarang, kita dapat menemukan hal yang sebaliknya.. Dengan penuh optimisme yang naive, mereka mengatakan prospek ekonomi Indonesia sangat cerah.. 

Indonesia memang sangat berpotensi untuk dapat mengembangkan ekonominya ke depan.. Meskipun saya SAMA SEKALI tidak mengutamakan akan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu tujuan utama (another point to be discussed), namun kalau boleh menganalisis, potensi yang ada tersebut disebabkan oleh faktor-faktor utama sebagai berikut:

1. Satu prestasi yang diraih oleh Presiden (yang super hati-hati) kita, - Bpk. Bambang Yudhoyono - yang sering dilupakan oleh kita adalah "kestabilan".. Hal ini diraih dalam waktu yang cukup lama.. Kestabilan ini merupakan hal yang sulit untuk dicapai oleh Presiden-presiden RI sebelumnya (kecuali Bapak Soeharto).. Terlepas dari pendapat dari beberapa kalangan, bahwa sebenarnya yang banyak berperan adalah wakil Presiden - Bpk. Jusuf Kalla -, kita jelas telah memperoleh manfaat yang besar dalam pengembangan sektor ekonomi dikarenakan hal ini.. Kestabilan menjadi suatu inkubator dan tempat yang nyaman untuk pertumbuhan tersebut..

2. Jumlah penduduk yang besar dan konsumtif ini menimbulkan potensi bagi ketahanan ekonomi dalam masa krisis global.. Jumlah penduduk yang besar merupakan anugrah sekaligus ujian.. Ekonomi Indonesia yang sebagian besar ditopang dari konsumsi domestik, dapat menjadikan Indonesia memiliki ekonomi yang "mandiri" (recall kembali bahwa GDP yang dihitung dengan pendekatan pengeluaran memiliki komponen: Konsumsi Rumah Tangga, Investasi, Pengeluaran Pemerintah - Government Spending, dan Selisih Ekpor dengan Impor).. Berbeda dengan China, Indonesia masih tidak memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap ekspor dan investasinya.. (note: untuk soal konsumtif, mungkin dibahas lain waktu)

3. Tumbuhnya perekonomian China menjadi salah satu faktor timbulnya potensi ekonomi Indonesia..

4. Aliran hot money dari investor LN yang hanya mencari "profit" (tanpa bermaksud membangun negeri ini) deras mengalir.. (hal ini perlu pembahasan tersendiri)

5. Sifat prudent dari Bank Indonesia dan beberapa lembaga keuangan membuat pertumbuhan ekonomi tetap stabil berkembang, namun tidak sampai menjadi liar, tidak terkendali.. 


Dalam menjaga pertumbuhan yang telah ada ini, kita perlu melihat beberapa hal yang benar-benar perlu diperhatikan:

1. Indonesia, sadar atau tidak sadar sedang menempatkan dirinya menjadi sebuah negara dengan kapitalisme murni (mungkin karena banyak yang sudah lupa isi dari Pancasila :) ).. Indeks koefisien Gini Indonesia yang semakin besar merupakan salah satu bukti.. Hal yang sangat penting ini, jika tidak segera ditangani, berpotensi menghancurkan negara ini sendiri.. Bukan hanya dalam aspek ekonomi saja, namun juga dalam aspek sosial..

2. Sifat prudent benar-benar perlu dijaga agar "greediness" tidak menjadi faktor pendorong yang sangat besar dan menjadi tidak terkendali..

3. Pengembangan sektor riil dan infrastruktur perlu diperhatikan dalam mengatasi derasnya aliran hot money yang masuk ke Indonesia.. Hal ini diperlukan untuk mengurangi kerentanan Indonesia terhadap faktor eksternal..

4. Yang perlu diperhatikan, dan yang terluput dari pengamatan banyak orang adalah mulai merasuknya filsafat Materialisme ke negara ini.. Hal ini merupakan suatu ancaman yang besar bagi banyak aspek di Indonesia..

Akhirnya, mari kita memikirkan, apa yang terbaik bagi bangsa ini demi kepentingan umum..


Living for Jesus (Chisholm)

Di tengah terpaan banyak musik gerejawi yang cenderung ada untuk memuaskan "emosi" manusia dan bersifat antroposentris, thanks God untuk diberi kesempatan mengenal lagu-lagu hymn.. Salah satu yang memiliki lyric yang demikian baik adalah lagu "Living for Jesus" dari Thomas Chisholm..

Berikut lyricnya:

Living for Jesus, a life that is true,
Striving to please Him in all that I do;
Yielding allegiance, glad-hearted and free,
This is the pathway of blessing for me.
  1. Living for Jesus Who died in my place,
    Bearing on Calv’ry my sin and disgrace;
    Such love constrains me to answer His call,
    Follow His leading and give Him my all.
  1. Living for Jesus, wherever I am,
    Doing each duty in His holy Name;
    Willing to suffer affliction and loss,
    Deeming each trial a part of my cross.
  1. Living for Jesus through earth’s little while,
    My dearest treasure, the light of His smile;
    Seeking the lost ones He died to redeem,
    Bringing the weary to find rest in Him.
  • Refrain:
    O Jesus, Lord and Savior, I give myself to Thee,
    For Thou, in Thy atonement, didst give Thyself for me;
    I own no other Master, my heart shall be Thy throne;
    My life I give, henceforth to live, O Christ, for Thee alone.

Such a great song.. :)

Selasa, 04 Juni 2013

Paradox of the Holiness

If our presupposition are same that God is holy and righteous.. while the mankind is not holy and not righteous.. then.. 

"the more man get closer to God, he will more realize that he is despicable and unworthy.. If man feels more that he get closer to God, but feels more that he become holy, perhaps he is just feels that.. in fact, he is getting away.."

Paradoks dari Kesucian

Jikalau pemahaman kita sama bahwa Tuhan itu kudus, suci dan benar adanya, serta manusia itu makhluk yang tidak kudus, suci dan benar, maka:

"semakin manusia dekat dengan Tuhan, seharusnya semakin ia merasa diri hina, tidak kudus, tidak suci, dan tidak benar.. jika seseorang manusia merasa dekat dengan Tuhan, namun merasa diri semakin suci, mungkin saja ia hanya merasa dekat dengan Tuhan.. padahal ia menjauhinya.."