Namun sekarang, kita dapat menemukan hal yang sebaliknya.. Dengan penuh optimisme yang naive, mereka mengatakan prospek ekonomi Indonesia sangat cerah..
Indonesia memang sangat berpotensi untuk dapat mengembangkan ekonominya ke depan.. Meskipun saya SAMA SEKALI tidak mengutamakan akan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu tujuan utama (another point to be discussed), namun kalau boleh menganalisis, potensi yang ada tersebut disebabkan oleh faktor-faktor utama sebagai berikut:
1. Satu prestasi yang diraih oleh Presiden (yang super hati-hati) kita, - Bpk. Bambang Yudhoyono - yang sering dilupakan oleh kita adalah "kestabilan".. Hal ini diraih dalam waktu yang cukup lama.. Kestabilan ini merupakan hal yang sulit untuk dicapai oleh Presiden-presiden RI sebelumnya (kecuali Bapak Soeharto).. Terlepas dari pendapat dari beberapa kalangan, bahwa sebenarnya yang banyak berperan adalah wakil Presiden - Bpk. Jusuf Kalla -, kita jelas telah memperoleh manfaat yang besar dalam pengembangan sektor ekonomi dikarenakan hal ini.. Kestabilan menjadi suatu inkubator dan tempat yang nyaman untuk pertumbuhan tersebut..
2. Jumlah penduduk yang besar dan konsumtif ini menimbulkan potensi bagi ketahanan ekonomi dalam masa krisis global.. Jumlah penduduk yang besar merupakan anugrah sekaligus ujian.. Ekonomi Indonesia yang sebagian besar ditopang dari konsumsi domestik, dapat menjadikan Indonesia memiliki ekonomi yang "mandiri" (recall kembali bahwa GDP yang dihitung dengan pendekatan pengeluaran memiliki komponen: Konsumsi Rumah Tangga, Investasi, Pengeluaran Pemerintah - Government Spending, dan Selisih Ekpor dengan Impor).. Berbeda dengan China, Indonesia masih tidak memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap ekspor dan investasinya.. (note: untuk soal konsumtif, mungkin dibahas lain waktu)
3. Tumbuhnya perekonomian China menjadi salah satu faktor timbulnya potensi ekonomi Indonesia..
4. Aliran hot money dari investor LN yang hanya mencari "profit" (tanpa bermaksud membangun negeri ini) deras mengalir.. (hal ini perlu pembahasan tersendiri)
5. Sifat prudent dari Bank Indonesia dan beberapa lembaga keuangan membuat pertumbuhan ekonomi tetap stabil berkembang, namun tidak sampai menjadi liar, tidak terkendali..
Dalam menjaga pertumbuhan yang telah ada ini, kita perlu melihat beberapa hal yang benar-benar perlu diperhatikan:
1. Indonesia, sadar atau tidak sadar sedang menempatkan dirinya menjadi sebuah negara dengan kapitalisme murni (mungkin karena banyak yang sudah lupa isi dari Pancasila :) ).. Indeks koefisien Gini Indonesia yang semakin besar merupakan salah satu bukti.. Hal yang sangat penting ini, jika tidak segera ditangani, berpotensi menghancurkan negara ini sendiri.. Bukan hanya dalam aspek ekonomi saja, namun juga dalam aspek sosial..
2. Sifat prudent benar-benar perlu dijaga agar "greediness" tidak menjadi faktor pendorong yang sangat besar dan menjadi tidak terkendali..
3. Pengembangan sektor riil dan infrastruktur perlu diperhatikan dalam mengatasi derasnya aliran hot money yang masuk ke Indonesia.. Hal ini diperlukan untuk mengurangi kerentanan Indonesia terhadap faktor eksternal..
4. Yang perlu diperhatikan, dan yang terluput dari pengamatan banyak orang adalah mulai merasuknya filsafat Materialisme ke negara ini.. Hal ini merupakan suatu ancaman yang besar bagi banyak aspek di Indonesia..
Akhirnya, mari kita memikirkan, apa yang terbaik bagi bangsa ini demi kepentingan umum..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar